Selasa, 25 Oktober 2011

Aku Tak 'Kan Punyamu

Sangat bahagia bisa mengenalnya. Pertemuan pertama pun tanpa berkenalan. Di saat ada sebuah sesi tanya-jawab dari situ aku baru mengenalnya. Lama-kelamaan, tampan juga dia jika dilihat dari sisi manapun.
Ya TUHAN, jika Engkau dengar aku, aku ingin meminta dia untuk mengungkapkan rasa untukku. Aku tak banyak berharap saat ini, hanya ingin itu. 
Hadiah ulang tahunku, aku ingin ada sebuah rasa. Rasaku untuknya, rasanya untukku.
Tapi, dua hari sebelum itu pun tak ada reaksi apapun.
Ya, sudahlah.
Mungkin aku tak 'kan punyamu. Mungkin juga kau tak punya rasa untukku. Mungkin semua itu hanya harapan. Harapan kosong yang sangat terlalu diharapkan datang. Kedatangan yang ingin tepat pada waktunya. 
Waktu demi waktu, hari demi hari, deti demi detik semakin terasa bayangmu. Namun, tetap saja, aku tak 'kan punyamu.
Ya sudahlah.
"Wahai Yang Maha Mencintai! Buatlah suatu hari nanti dia menjadi milikku! Buatlah dia memiliki rasa untukku! Buatlah dia menjadi seseorang yang mau menerima aku apa adanya! Buatlah dia mengunngkapkan rasa untukku! Hanya untukku."
AMIN!! 

Teguranku Untuk Si Tukang Siomay

Saat pulang dari tempat kursus bahasa Inggris, aku menghampiri tukang sate keliling dan membelinya. Di samping tukang sate itu ada tukang siomay yang sedang duduk di depan rumah seorang warga. Huh, aku tak tega melihatnya!!
Setahuku orang berdagang ingin laris dagangannya, tapi..., dia malah asyik duduk di samping sepeda yang beranggotakan panci siomay, dan botol-botol bumbu. 
Setelah membeli sate, akupun berniat untuk membeli siomay si abang.
" Bang, beli siomaynya dong!!"
Si abang pun melayaniku.
Sambil melayaniku, aku pun bertanya-tanya padanya," bang, kok malah duduk-duduk di sini sih, gak muter???"
"Abis capek, neng..."
"Oh," jawabku.
Setelah melayaniku," makasih ya, bang. Nih, uangnya!!"
"Iya, neng sama-sama."
Belum jauh aku berjalan si abang membunyikan bell yang digunakan khusus untuk tukang siomay di daerah rawa badung, pengarengan dan sekitarnya. Dan dia telah angkat kaki untuk keliling dan berjualan lagi.
Huh, senangnya! Sedikit teguranku menjadi penyemangat si abang.
Semoga bermanfaat.