Minggu, 03 April 2011

Hanya Sebuah Pertemuan

Dan tibalah saatnya untuk tidak ada kebohongan lagi di antara kita. Engkaupun mengungkapkan rasa itu dan akupun melakukannya. Tapi, kini itu semua hanyalah sebuah pertemuan. Pertemuan dirimu dan diriku saling mengenal. Kini semua hanya tinggal abu. Dan daun-daun kering yang berserakan. Hanya sebuah kesia-siaan. Aku hanyalah manusia yang telah berkorban untuk perasaan, demi seorang Insan Bernama Kekasih. Engkau telah mengkhianati semua janji-janji itu. Dimana janji itu adalah janji yang pertama dan terakhir yang pernah kudengar. Semua itu hanya bisikan saja. Yang telah hilang begitu saja. Dimana kita pernah mengikrarkannya di bawah bulan purnama di bulan Ramadhan.
 Orangtuamu yang begitu tak suka padaku hanya berpura-pura baik di depanku. Maafkan kedua orangtuaku yang tidak lagi bisa bersimpati terhadap keluargamu. Bagaimanapun aku harus melupakannya. Aku harus melupakanmu. Selama-lamanya, dalam hidupku dengan segenap kemampuanku.
Aku yakin di dunia ini pasti akan pengganti dirimu yang lebih baik yang bisa dan mau menerimaku apa adanya. YANG MAHA PENCINTA selalu memberikan CINTANYA kepadaku di setiap nafas dan hidupku.
Hanya sebuah pertemuan yang menyita waktuku. Hanya sebuah percakapan yang menyita waktuku. Waktu yang telah kusisihkan untuk dan denganmu.
Selamat bahagia, selamat menempuh hidup baru. Semoga ALLAH memberkati pilihan kedua orangtuamu. Tidak hanya sakit, tapi, aku hampir berbuat sengit. Namun, hati dan pikiranku masih ingat akan DIA. DIA yang akan mencintaiku selama-lamanya. Hingga, nyawaku memasuki rumah masa depan.



Wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar